La Liga terbaik di dunia? Yeah, right. Dimana sisi menariknya menunggu pemenang antara dua kelinci di tengah-tengah lomba lari kura-kura? Jika bukan kelinci A, pasti kelinci B yang keluar menjadi juara. Sedangkan 18 kura-kura lain yang mengikuti lomba hanyalah figuran.
La Liga Spanyol adalah Barcelona dan Real Madrid. Selama lebih dari 80 tahun bergulir, hampir di setiap musimnya hanya dua tim itu yang silih berganti menjadi pemenang. Tim-tim lain juga pernah sesekali merasakan gelar juara, namun layaknaya pemenang hiburan mereka pun hilang ditelan bumi dan kesulitan untuk mengimbangi kekuatan dua kutub sepakbola negeri Matador itu.
Anda punya segudang alasan untuk menjadi fans garis keras Barcelona dan Real Marid. Namun jangan bantah juga alasan mengapa fans liga lain menertawakan persaingan rutin pemenang yang hanya itu-itu saja di Spanyol. Saya (dan mungkin kebanyakan orang) yakin hanya pertemuan kedua tim itu saja yang bisa membuat anda bersemangat dan tetap terjaga sampai subuh untuk menyaksikan pertandingan tersebut. Pertandingan lain? Ah, kalau ngantuk lebih baik tidur saja.
Artikel ini saya buat setelah akhirnya mengetahui siapa suksesor Jose Mourinho. Orang yang kini resmi menduduki kursi pelatih di Madrid adalah Carlo Ancelotti, salah satu pelatih sepakbola di dunia ini yang saya idolai. Mantan pelatih AC Milan dan Chelsea ini resmi hijrah ke Santiago Bernabeu setelah satu setengah musim dipercaya menukangi tim kaya baru asal Perancis, Paris Saint-Germain. Sebenarnya rumor kepindahannya sudah tercium begitu Mourinho resmi diperkenalkan (lagi) di Stamford Bridge, namun baru hari Selasa kemarin Ancelotti dipastikan akan melatih di sana paling tidak (jika sesuai kontrak) sampai 2016 mendatang.
Sebagai pelatih yang saya idolai, sedikit-banyak saya cukup mengenal sosok dan kepribadiannya. Menyaksikan penuh dua musim Chelsea di bawah asuhannya, saya pun memutuskan untuk jatuh cinta pada pria berkebangsaan Italia itu. Nyaris bertolak belakang dengan pendahulunya di Madrid, Ancelotti adalah pelatih yang kalem. Ia bukanlah contoh pelatih yang doyan menjual kecap di setiap konferensi pers, saya hampir tidak ingat kapan terakhir kali Ancelotti melakukan psy war dengan rivalnya di media. Ancelotti adalah sosok yang hangat dan bersahabat.
Sebelumnya di bawah asuhan Mourinho, Real adalah tim yang sangat dibenci oleh fans Barcelona di belahan dunia manapun. Komentar pedas dan aksi kontroversial Mou pada mantan klub yang pernah membesarkannya itu membuat rivalitas antara kedua tim menjadi semakin panas. Nyaris di setiap El Clasico, banjir kartu kuning, kartu merah, intrik, dan juga kericuhan marak terjadi. Colokan mata Mou pada Vilanova yang saat itu masih menjabat sebagai asisten pelatih Pep Guardiola tak akan dilupakan oleh fans Barcelona pada khususnya, dan fans sepakbola pada umumnya. Kejadian langka yang pernah ada di dunia persepakbolaan.
Hengkangnya Mourinho dari La Liga akan mengurangi cita rasa Liga Spanyol itu sendiri. Jika sebelumnya El Clasico selalu ditunggu karena tensi pertandingan yang sangat tinggi, kedatangan Ancelotti akan membuat rivalitas antara kedua tim semakin berkurang bahkan cenderung tidak menarik. Hal positif yang bisa dipetik di sini adalah citra Real Madrid yang akan semakin membaik, seiring dengan pembawaan pelatihnya yang relatif sabar.
Jika sebelumnya para penikmat sepakbola merasa bosan karena disuguhkan pemenang yang hanya itu-itu saja, saya memprediksi La Liga musim depan akan jauh lebih membosankan. Persaingan antara Ancelotti dan Vilanova akan cenderung mengarah ke persaingan yang sehat dan bersahabat. Keduanya tidak akan terlibat di dalam perang urat syaraf, bahkan cenderung untuk memuji satu sama lain. Hal ini tentu akan membuat La Liga tidak lagi semenarik sebelumnya.
Mari kita sama-sama berdoa supaya prediksi saya salah.
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment